SEKAYU - Intensitas curah hujan di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) dalam sepekan terakhir tinggi, ternyata berdampak pada kondisi jalan. Salah satunya ruas jalan di Simpang Kemang, Kecamatan Sanga Desa yang merupakan Jalan Lintas kabupaten.Jalan yang menghubungkan desa Lubuk Bintialo, Kecamatan Batanghari Leko menuju Kelurahan Mangun Jaya, Babat Toman, tersenut mengalami rusak yang cukup parah. Pantauan di lapangan, Minggu (7/5), ruas jalan yang mengalami kerusakan sepanjang sekitar 500 meter dan memang masih jalan tanah merah.
Karena parahnya, jalan tersebut bak kubangan lumpur atau lintasan offroad bagi penggemar olaharaga berkendara adventure. Mirisnya akibat kondisi ini, warga yang melintas daerah tersebut terhambat, bahkan bisa sampai berhari-hari apabila berkendara menggunakan kendaraan roda empat karena menunggu giliran antri.Sedangkan bagi pengendara roda dua, warga harus memutar jalan melintasi kebun karet guna menghindari kerusakan jalan tersebut. “Dari musim penghujan, sampai saat ini, memang masih banyak di beberapa titik Jalan Lintas Macang Sakti (Sanga Desa), Lubuk Bintialo (Batanghari Leko), menuju ke Simpang Beruge, Mangun Jaya Babat Toman mengalami kerusakan jalan, bahkan belum dilakukan pembangunan. Namun, kondisi jalan yang berada di Simpang Kemang (Sanga Desa) ini yang mengalami kerusakan cukup Parah,” kata Amin (28), warga Desa Lubuk Bintialo, Kecamatan Batangari Leko, Minggu (7/5).
Senada diungkapkan Rusli (43), warga Desa Macang Sakti, Kecamatan Sanga Desa, kondisi ruas jalan yang terjadi di Simpang Kemang memang sangat memprihatinkan. Warga setempat sudah membuka jalan baru dengan membuka lahan kebun warga. Namun kerusakan yang terjad juga makin parah.“Kalau mau lewat untuk roda empat kadang ada diminta sumbangan sukarela saja. Tetapi apabila ada mobil yang terpater (terperosok lumpur), terpaksa ditarik dengan wings alat berat itu juga kadang membayar puluhan ribu rupiah bahkan sampe seratus ribu, lihat jenis mobil atau truk yang mogok. Nah bisa macet menunggu antrian jalan bisa sampai seharian tergantung cepat atau tidak alat berat tersebut menariknya. Tetapi kalau kendaraan bermotor lewat saja,” paparnya.
Ditambahkannya, selain warga beberapa desa yang melintasi ruas jalan kabupaten, jalan ini juga dilintasi para pengangkut kendaraan minyak, baik itu milik warga maupun kendaraan-kendaraan milik perusahaan tambang dan perusahaan perkebunan.“Sudah memang ada jalan yang diaspal dan cor beton oleh pemkab, tapi masih setengah-setengah sepanjang jalur jalan lintas ini. Nah karena itu, kami berharap kepada pihak terkait dari Pemkab Muba mencari solusi membangun dan memperbaiki jalan ini, apalagi daerah disini banyak sekali sumber daya alamnya. Bisa mengajak perusahan-perusahan tersebut untuk berperan aktif, jangan hanya mengambil hasil buminya saja,”pungkasnya. (omi)
No Responses